Trick Membiasakan Anak Berfikir Kritis
Oleh: Joko Sutrisno, S.Si., M.Pd.
Berpikir
kritis didefinisikan sebagai cara berpikir yang sistematis dan
mandiri, yang akan menghasilkan suatu interpretasi, analisis, atau
kesimpulan terhadap suatu hal atau permasalahan. Memerlukan waktu yang
lama untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis ini, sehingga sangatlah
tepat jika sedarikecil anak sudah diberikan latihan-latihan yangg akan
membiasakannya utuk berpikir kritis.
Meski demikian, perlu dicatat bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan sesuatu
yang perlu dilatih secara bertahap. Jadi, latihan-latihan untuk membiasakan
kemampuan berpikitr kritis ini harus disesuaikan dengan umur si anak sendiri.
Jangan sampai orang tua memaksakan diri untuk melatih si anak di luar
kemampuannya. Kemampuan berpikir kritis akan sangat bermanfaat ketika seseorang
dihadapkan pada suatu persoalan yang rumit. Jadi, kebiasaan berpikir kritis
akan menjadikan seseorang sebagai problem solver. Lalu bagaimana membiasakan
anak berpikir kritis tersebut? Berikut adalah beberapa cara untuk membiasakan
anak berpikir kritis.
Berikan tulisan berupa opini yang tidak biasa
Berikan kepada anak Anda tulisan yang di dalamnya terdapat opini penulis dengan
argumentasinya yang mudah dipahami oleh anak-anak sesuai usianya. Pilihlah
tulisan yang berisi opini yang sedikit berbeda atau bertolak belakang dengan
opini yang selama ini berkembang di masyarakat. Misalnya berikan tulisan yang
berpendapat bahwa ikut kursus bimbel itu tidak penting. Tulisan yang opininya
berbeda dengan pendapat masyarakat lain pada umumnya akan membiasakan anak
untuk bisa berargumentasi dengan menunjukkan alasan-alasan yang kuat dan masuk
akal. Setelah anak Anda membaca tulisan tersebut, tanyakan kepadanya beberapa
pertanyaan tentang bacaan tersebut. Pertanyaan yang Anda ajukan sebaiknya
adalah pertanyaan-pertanyaan tentang fakta-fakta atau alasan-alasan apa yang
disampaikan oleh penulis untuk mendukung opininya tersebut.
Ajak anak untuk melakukan analisis
Analisis adalah kemampuan untuk memahami pola-pola dan menguraikan sesuatu yang
besar menjadi komponen-komponen kecilnya. Untuk anak-anak yang relatif masih
belia, kemampuan analisis bisa dilakukan dengan meminta mereka untuk membuat
pengelompokan dari suatu himpunan tertentu. Misalnya, mengelompokkan benda
berdasarkan warna, bentuk, atau kegunaan. Dengan menggunakan tulisan yang
berisi opini yang tidak biasa seperti di atas, mintalah anak Anda untuk
mengelompokkan fakta-fakta yang mendukung dan yang tidak mendukung opini
penulis.
Ajak anak belajar melakukan sintesis
Sintesis adalah membuat suatu kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang ada.
Bagaimana cara melatih anak melakukan sintesis ini? Cukup mudah. Berikan
beberapa bacaan singkat kepada anak Anda, kemudian tanyakan kepadanya
pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya tidak secara langsung tertulis dalam
bacaan-bacaan tersebut. Dengan latihan seperti ini, anak Anda akan
menghubung-hubungkan satu fakta dengan fakta yang lain untuk menyimpulkan
sesuatu dan menjawab pertanyaan yang Anda berikan. Jika kepada Anak hanya biasa
diberikan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya ada di bacaan, anak Anda hanya
akan terbiasa menghafal isi bacaan saja.
Ajak anak melakukan evaluasi atau penilaian
Evaluasi atau penilaian adalah kegiatan memilih sesuatu di antara berbagai
pilihan, misalnya memilih yang terbaik, memilih yang termudah, dan lain-lain.
Dengan melatih kemampuan ini, anak akan terbiasa untuk mencari kelebihan dan
kekurangan dari suatu pilihan. Biasanya memilih ini merupakan tindak lanjut
dari kegiatan analisis. Setelah sesuatu dianalisis dan dikelompokkan dengan
pola tertentu, maka anak Anda akan bisa melihat plus minus dari
kelompok-kelompok tersebut. Untuk selanjutnya, dengan evaluasi dan penilaian
terhadap hasil analisis inilah akhirnya si anak akan menentukan pilihan terbaiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar