Menggunakan Pola Berfikir Logis dalam Menyelesaikan Problem-Solving, Menjadikan Matematika Pelajaran yang Menyenangkan, Mudah, dan Menantang

Senin, 21 Juni 2010

Ada Apa dengan Matematika?

Hal pertama yang perlu untuk diingatkan pada siswa adalah bahwa matematika sebenarnya merupakan ilmu yang mencoba menjelaskan tentang keadaan sehari-hari yang ada di sekitar kita.  Misalnya jumlah  benda, bagaimana kita bisa menentukan dan mengkomunikasikannya tentang  jumlah benda, bentuk suatu benda dan lain-lain. matematika membahas hal-hal yang sangat konkrit dan nyata keberadaannya disekitar kita.

Pembelajaran  matematika di sekolah lebih sering membahas teori dari buku, kemudian memberikan rumus-rumusnya lalu memberikan contoh soal dan latihan.  Akibatnya matematika terreduksi menjadi hal yang rumit dan siswa hanya dapat membayangkan saja.  Hal itulah yang memunculkan banyak anggapan negatif dari siswa tentang matematika. Tidak bisa dipungkiri pula bahwa matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dihindari, ditakuti, dan dibenci oleh siswa. Banyak siswa yang hanya mendengar kata matematika saja langsung bereaksi negatif. Ada yang mengeluh matematika sulit bahkan sampai membawa-bawa gurunya yang galak saat mengajar. Oleh karena itu, siswa merasa enggan untuk mempelajari matematika lebih dalam.
Pada dasarnya siswa lebih mudah mendengar apa yang dikatakan orang, bahwa matematika itu sulit, sedangkan mereka belum mengetahui apa itu matematika dan fungsi dari matematika itu sendiri. Siswa juga tidak siap dan tidak berani menerima sesuatu hal yang dianggap orang lain sulit. Bukannya menganggap bahwa hal itu adalah tantangan. Tantangan untuk memecahkan sesuatu yang orang lain anggap sulit.
Sebenarnya, ada tiga hal yang menyebabkan matematika dikatakan sulit oleh siswa, yaitu faktor matematika itu sendiri, guru, dan siswa itu sendiri. Faktor matematika itu sendiri adalah karena matematika menuntut banyak analisa, perhitungan, dll. Padahal, banyak siswa yang cenderung memilih menghafal daripada menghitung. Apalagi sebagian besar guru tidak mengijinkan siswa untuk menggunakan kalkulator, sehingga siswa merasa enggan untuk belajar matematika karena menuntut banyak sekali perhitungan. Guru melarang siswa tidak menggunakan kalkulator bukan tanpa alasan yang kuat. Kalkulator memang meringankan tugas siswa dalam perhitungan. Tetapi apabila selalu menggantungkan alat tersebut dalam setiap menyelesaikan soal-soal matematika, justru akan merusak kemandirian anak dalam berhitung.
Faktor guru, dimana guru memegang peranan yang sangat penting dalam pengajaran, sehingga penguasaan materi yang dicapai siswa tentu saja sangat tergantung pada guru. Ada hal yang di soroti dari faktor ini, yaitu tentang sikap guru. Apabila guru bersikap tidak menyenangkan maka minat siswa juga akan menurun terhadap mata pelajaran tersebut. Untuk membuat siswa menyukai matematika, salah satu langkah awal yang bisa ditempuh adalah dengan membuat siswa menyukai guru matematika. Apabila siswa sudah menyukai gurunya, maka secara otomatis siswa akan merasa nyaman saat belajar. Rasa nyaman itulah yang akan membuat siswa berkonsentrasi saat belajar. Sehingga, pelan-pelan siswa juga akan ikut menyukai pelajaran yang di sampaikan oleh guru tersebut.
Faktor terahir adalah faktor siswa itu sendiri. Hal yang sering di soroti adalah sugesti dan motivasi. Banyak siswa yang sudah terbujuk legenda turun temurun bahwa matematika itu sulit dan gurunya menyebalkan. Legenda itu benar-benar sudah mensugesti siswa. Siswa cenderung terlanjur berpikir matematika sulit sebelum mereka benar-benar mencoba matematika. Yang kedua adalah motivasi. Sepertinya motivasi siswa untuk menaklukkan matematika masih rendah, siswa baru belajar matematika dengan sungguh-sungguh setelah pemerintah menetapkan standar minimal kelulusan. Siswa belajar matematika bukan karena rasa suka pada matematika, tetapi karena kewajiban target nilai yang harus diraih untuk kelulusannya.
Ketakutan siswa pada matematika itu sangat di sayangkan, karena  ada banyak sekali manfaat apabila kita mempelajari matematika. Berikut beberapa contoh penggunaan cabang ilmu matematika dalam kehidupan, yaitu:
1.      kombinasi (Statistika) dapat digunakan untuk mengetahui banyaknya formasi tim bola voli yang bisa dibentuk.
2.      aritmatika hampir digunakan setiap hari, yaitu untuk hitung-menghitung.
3.      geometri dapat digunakan para ahli sipil, karena geometri salah satunya membahas tentang bangun dan keruangan.
4.      aljabar dapat digunakan untuk memecahkan masalah bagaimana memperoleh laba sebanyak dengan biaya sedikit mungkin.
Contoh-contoh diatas adalah sebagian kecil manfaat dari ilmu matematika. Alasan lain mengapa matematika penting untuk di pelajari selain penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari adalah karena matematika adalah dasar dari semua ilmu. Jadi, untuk mempelajari ilmu lain, kita perlu untuk memahami matematika terlebih dahulu. Agar mempermudah kita saat mempelajari ilmu-ilmu lain.
Pada dasarnya, ada banyak cara untuk membuat siswa menyukai dan tidak takut dengan matematika, misalnya dengan mengubah metode yang biasa digunakan dan diganti dengan yang lebih menyenangkan. Sebagai contoh, siswa di minta berpasangan dan menghitung perbedaan tinggi mereka, dengan begitu secara otomatis mereka akan melakukan pengukuran sehingga secara tidak langsung mereka belajar pengurangan. Bisa juga dengan mengajarkan cara cepat menghitung perkalian dengan jari. Kegiatan belajar mengajar juga tidak harus berada dalam kelas, bias juga dengan mengajak siswa untuk belajar secara langsung di luar kelas, misalnya siswa di minta menghitung luas lapangan bola basket atau yang lain. Dengan cara-cara tersebut diharapkan siswa dapat mengubah pikiran negatifnya tentang matematika dan juga tidak merasa jenuh dalam belajar matematika.
Jika siswa sudah merasa nyaman belajar matematika, saya yakin bahwa sedikit demi sedikit pelajaran matematika akan menjadi pelajaran yang ditunggu-tunggu dan digemari oleh siswa. Oleh karena itu, yang terpenting sekarang adalah, bagaimana menghilangkan rasa takut siswa pada matematika dan membuat siswa menyukai matematika. Mengingat matematika sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari dan segala sesuatu cenderung menggunakan hitungan, sehingga matematika sangat penting untuk dipelajari. (winda Yuliyanti, 2010).

1 komentar:

  1. wah halaman yang bagus dan artikel yang sangat baik . saya senang bisa menemukan halaman ini , artikelnya sangat menarik . di tunggu postingan berikutnya .Salam

    BalasHapus